Kenapa Bayi Atau Janin Menghilang Saat Hamil? Pernahkan Anda mendengar seorang perempuan hamil beberapa bulan, tapi kemudian bayi/janin yang dikandungnya tiba-tiba menghilang? Dipostingnya artikel ini justru karena istri saya tadi siang bilang bahwa tetangga sebelah berusia 31 tahun kandungannya hilang (maksudnya janin yang diyakini bakal bayi itu hilang). Sementara dia telah merasakan tanda-tanda kehamilan seperti layaknya perempuan tengah hamil.
Banyak mitos berkembang tentang bayi yang hilang saat masih dikandung. Ada wanita yang mengalami tanda-tanda kehamilan, setelah cek ke dokter positif hamil, muntah-muntah, badan lemas dan sebagainya layaknya wanita yang sedang hamil muda, tetapi beberapa bulan kemudian, diketahui tidak ada janin di dalam rahim. Mitos pun bermunculan, ada yang bilang janin diculik jin atau makhluk halus untuk dipindahkan ke rahim wanita lain atau jadi tumbal.
Mitos yang cukup menakutkan, tetapi kasus bayi yang hilang dalam kandungan memang bisa terjadi, ini bukan kebohongan, seperti cerita saya di atas adalah nyata. Saya tidak akan membahas dari segi mistis, tetapi dari segi ilmu kedokteran. Inilah penyebab janin 'hilang' saat masih dikandung.
Janin Bukan Hilang, Tapi Tidak Berkembang
Dilansir dari Bidanku.com, dalam dunia medis, janin yang hilang disebut dengan istilah kehamilan kosong atau Blighted Ovum. Kehamilan ini disebut juga sebagai kehamilan tanpa embrio. Saat terjadi pembuahan, sel-sel dalam rahim tetap membentuk kantung ketuban dan plasenta, tetapi telur yang telah bertemu sperma tidak berkembang seperti kehamilan yang seharusnya. Pada kondisi kehamilan kosong, kantung kehamilan tetap berkembang, tetapi tidak ada embrio yang berkembang di sana.
Kehamilan Normal (atas) dan Kehamilan Kosong (bawah)
Sang wanita tetap merasakan tanda-tanda kehamilan, produksi hormon HCG meningkat, cek kehamilan menunjukkan positif hamil, terjadi juga tanda kehamilan seperti muntah, pusing mudah lelah dan tanda awal kehamilan lainnya. Kehamilan kosong biasanya baru terdeteksi setelah usia kehamilan 6 - 8 minggu melalui pemeriksaan USG (ultrasonografi) atau saat sang ibu mengalami keguguran dengan sendirinya.
Penyebab Belum Diketahui
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti Blighted Ovum atau kehamilan kosong. Dugaan sementara adalah kelainan kromosom, kelainan genetik atau sel telur dalam kondisi tidak baik saat mengalami pembuahan oleh sperma. Kehamilan kosong tidak dapat dicegah, jika sudah terjadi, maka penanganannya adalah mengeluarkan hasil pembuahan dari dalam rahim. Dapat dilakukan dengan kuretase atau obat.
Jika seorang wanita mengalami kehamilan kosong dan sudah mendapat penanganan medis, maka hal ini tidak akan berpengaruh pada rahim dan kesuburan. Wanita masih memiliki kesempatan besar untuk hamil kembali dengan normal. Hanya saja, jika seorang wanita berkali-kali mengalami kehamilan kosong, sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan atau tes genetika untuk memeriksa kromosom pada wanita dan suami.
Itulah penjelasan ilmiah janin yang hilang. Bagi wanita yang sedang menanti kehamilan atau pernah mengalami kehamilan kosong, jangan khawatir, selalu ada harapan untuk mengandung dengan sehat. Dan jangan lupa terus berusaha dan berdoa.
Referensi : berbagai sumber
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar, Perhatikan ketentuannya !