Kota Surabaya Bebas Prostitusi Insya Allah Bakal Berkah . Sejak semasa SMP saya sudah banyak membaca dari surat khabar, bahwa Surabaya terkenal dengan tempat-tempat prostitusinya, terutama Dolly. Dulu, ketika itu di masyarakat belum ada istilah PSK, yang ada adalah caboh. Ketika SMA, di perpustakaan sekolah saya membaca Koran tentang hasil survey mengenai virginitas di kalangan pelajar di Surabaya. Sangat mengejutkan, karena dalam berita tersebut dikatakan bahwa 80% pelajar siswi di Surabaya sudah tidak perawan lagi. Sebagai pelajar yang duduk di SMA pavorit yang cukup religious (karena guru agama Islam waktu itu lulusan dari Gontor—Dr. Wawan Wahyudin, sekarang Dosen IAIN Banten), saya menjadi heran mendengarnya. Bisa dibayangkan kehidupan remaja di sana, itu yang ada dalam benak saya.
Alhamdulillah, sebelum kena azab, Surabaya ada yang menolong, yaitu Wali Kotanya sendiri. Berita kali ini saya dapatkan di situs sapulidinews.com. Saya pembaca yang ke-4 dari informasi di situs itu. Blog ini pembaca terbanyak kedua setelah Jakarta adalah netter dari Surabaya. Semoga masyarakat Surabaya bahu-membahu dalam memerangi kemungkaran. Sebab tak ada agama apa pun di Indonesia yang melegalkan zina. Berikut beritanya.
Surabaya [SAPULIDI News] - Kota Surabaya memperingati Hari Pahlawan 10 November dengan mendeklarasikan diri sebagai kota bebas prostitusi di Taman Bungkul, Minggu (10/11/2013).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan orang tua yang tinggal di kawasan lokalisasi di Surabaya harus memperhatikan masa depan anak-anak mereka.
"Pertumbuhan dan masa depan anak-anak harus menjadi prioritas di atas segalanya, termasuk urusan perut," katanya.
Kegiatan yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan ini juga dihadiri ratusan elemen masyarakat yang mendukung kampanye Surabaya bebas prostitusi.
"Masa depan anak-anak harus jadi prioritas. Orang tua jangan hanya memikirkan perut saja tetapi merugikan anak-anak," katanya.
Tri mengatakan masalah lokalisasi seperti Dolly adalah masalah klasik yang selalu mengiringi semua walikota Surabaya, termasuk masalah sosial lain seperti trafficking (perdagangan manusia).
"Ketika saya datang ke sekolah yang dekat dengan lokalisasi, ada kecenderungan anak-anaknya tatapan matanya kosong dan tanpa semangat. Anak-anak ini kan dekat dengan praktik seks bebas. Mereka harus diselamatkan," katanya.
Dia menegaskan Pemerintah Kota Surabaya serius merehabilitasi wilayah lokalisasi dan sejauh ini tiga lokalisasi ditutup yakni lokalisasi Tambakasri, Klakah Rejo, dan Dupak Bangunsari.
Pemkot Surabaya berencana menutup lokalisasi Sememi pada Desember 2013 dan akan merehabilitasi kawasan lokalisasi Jarak dan Dolly pada 2014, namun untuk Dolly persiapan matang sedang disiapkan karena luas dan bahkan disebut-sebut lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.
Dia sudah menginstruksikan dinas-dinas terkait untuk siap bergerak.
"Karena tidak ada gunanya Surabaya bersih, indah dan tamannya banyak tetapi masih ada masalah sosial seperti Dolly. Karena itu, saya tidak akan menyerah," tegas Tri seraya mengatakan Dolly nantinya akan menjadi subdistrik unit pengembangan.
Dia meyakinkan warga yang tinggal sekitar lokalisasi Dolly, tidak mengkhawatirkan rencana rehabilitasi oleh Pemkot Surabaya ini.
"Warga di sekitar Dolly tidak usah bingung. Lihat warga di Dupak Bangunsari, sekarang produk UKM mereka sudah sampai luar negeri. Saya juga terkejut. Kalau ada niat baik, Tuhan pasti bantu," katanya. (ant).
Semoga….
bagus pak walkot surabaya, saya se7 dengan niat dan usaha yang telah dilakukan,, semoga sucses.
BalasHapusHarus kita dukung Kang ! Minimal dengan doa, Amiin..
HapusSy juga setuju skali dengan gebrakan Wali kota Sby ...Bila mau bersih kotanya, maka manusianya jg harus bersih dong...."Buat penghuni2 lokalisasi bersihkanlah diri anda sebelum kematian menjemput anda."...Sukses
BalasHapusSemoga saudara2 kita yang terlibat dlm lokalisasi prostitusi ini dpt menyadari dan mendpt hidayah, shg Surabaya mnjdi kota yang bersih, amiin.
Hapus