Hati-Hati Dengan Penyakit Kencing Tikus

DARI SEBUAH PENGALAMAN : HATI-HATI DENGAN PENYAKIT KENCING TIKUS

Penulis ingin berbagi informasi tentang penyakit kencing tikus ini bukan dilihat dari sisi teori atau pengetahuan tentang nama penyakit ini. Akan tetapi penulis ingin menyampaikan sesuatu yang penting diketahui oleh semua orang tentang akibat penyakit ini karena penulis pernah punya pengalaman sendiri.

Jika Anda ingin mengetahui tentang penyakit kencing tikus, ketikan saja kata-kata itu di google, maka banyak para ahli yang mengungkapkannya. Di sini secara singkat hanya akan diinformasikan bahwa penyakit kencing tikus disebut Leptospirosis. Penyebabnya atau berasal dari kencing atau kotoran hewan tikus. Sering menjangkiti manusia terutama ketika terjadi banjir. Gejala-gejala leptospirosis ini awalnya menyerupai gejala flu, yaitu demam tinggi, sakit kepala, menggigil, dan nyeri.

Leptospirosis juga dikenal sebagai demam canicola, demam ladang tebu, dan demam 7-hari. Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1886 oleh Adolf Weil sehingga disebut juga sebagai penyakit atau sindrom Weil.

Itulah di atas sekelumit tentang penyakit kencing tikus. Sekarang selanjutnya penulis akan memaparkan pengalaman ketika saudara penulis mengalaminya sendiri.

Iwan Setiadi, SE namanya, lulusan UNPAS Bandung, adalah saudara sepupu penulis yang penulis sayangi. Ia bekerja sebagai pedagang sayur-mayur di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Dia pulang ke kampung dalam keadaan sehat walafiat. Ketika ia berniat akan berangkat lagi ke pasar, ia urungkan karena kepalanya terasa sedikit sakit. Tiga  hari ia bertahan di rumah dengan menahan rasa nyeri di kepala. Karena rasa nyeri di kepala semakin menguat, maka memutuskan untuk dibawa ke rumah sakit umum daerah Serang, Banten.

Fakta dokter belum memberikan penjelasan yang memuaskan pasien, apa penyakitnya. Yang jelas tindakan pertama adalah cuci darah, karena dokter menduga bahwa darah pasien penuh dengan kontaminasi racun atau banyak keracunan (darah kotor). Dokter menyatakan bahwa “ada kemungkinan pasien terkena kencing tikus”.

Cuci darah telah dilakukan, namun rasa sakit di kepala tak kunjung mereda, bahkan semakin menggila. Hal ini ditandai dengan ekspresi dan jeritan dari si pasien. Nampak sekali pasien merasa kesakitan yang luar biasa. Masuklah ia ke ruang ICU berdasarkan petunjuk dokter. Apa yang terjadi? Tak ada sedikit pun tanda-tanda ada perubahan hingga selama 3 hari di ruang ICU. Jeritan sakit si pasien pada hari dan malam pertama tetap terjadi. Menurut pantauan penulis via HP, pada hari kedua dan malam ketiga pasien tak bersuara lagi, diam tapi kondisinya makin melemah. Sungguh, proses terapi pengobatan sedikitpun tak berpengaruh. Sampai hari ketiga di ICU, pasien malah kondisinya kritis. Di hari ketiga di ICU jam 10.15 (18/2/2013) pasien menghembuskan napasnya yang terakhir. Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun.

Tulisan ini bukan bermaksud mengadukan kepada dumay tentang pelayanan rumah sakit. Bukan pula bermaksud mendeskriditkan para medis yang ada di ruang ICU. Para perawat sudah menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, bahkan mungkin lebih baik dari biasanya, karena pasien termasuk dari keluarga petugas RSUD tersebut. Mereka hanya menjalankan tugas sesuai prosedur dokter/medis. (Ingat Mba Priti !)

Namun tulisan ini terlanjur penulis posting di sini. Kalau ada yang membaca, pasti pembaca masih bingung, belum dapat menjadikan sebagai petunjuk yang akurat bahwa hal di atas adalah benar-benar penyakit kencing tikus. Mungkin saja begitu bukan? Karena di samping informasi di atas kurang jelas, bagian mana yang jelas menyatakan bahwa itu leptospirosis, juga karena pembaca pun tahu bahwa di setiap informasi yang dibaca di Mbah Google, penyakit tersebut tidak sebegitu ganasnya. Ko, ini hanya kurang lebih 1 minggu dari datangnya gejala, pasien langsung meninggal. Apa mungkin dokter salah obat? Itu penulis tidak tahu. Namun sangat masuk akal kalaupun ya, sebab dokter pun belum secara jelas dapat mengungkap jenis penyakitnya. Dan mustahil seorang dokter dapat mengobati pasiennya apabila hasil diagnosa belum diketahui.

Terlepas dari segala keraguan tentang hal di atas, namun ada baiknya kita berhati-hati dengan kencing tikus, karena siapa tahu apa yang diduga-duga oleh dokter tadi benar adanya. Dan, kalau benar itu adalah penyakit kencing tikus, maka penulis katakan bahwa penyakit kencing tikus lebih ganas dari kanker paru-paru ganas.

Wallahu ‘alam. 
Penulis sangat berduka dengan meninggalnya saudara sepupu ini. Ya Allah, kami ikhlaskan, Semoga Allah menerima Iman Islamnya, diampuni segala dosa-dosanya, amiin.