Menjelang Pesta Demokrasi Pilkades Mekar Baru . Penulis sebelumnya pernah meng-update tulisan yang berkaitan dengan pilkades Mekar Baru Kecamatan Petir ini, yaitu berjudul Membangun Pemilih yang Cerdas pada Pilkades Mekar Baru. Kali ini Penulis ingin menggambarkan bagaimana Panitia Pilkades menjalankan tahapan-tahapan pilkades tersebut dan tentang track record para calon kades Mekar Baru itu berdasarkan versi masyarakat pemilih yang beredar belakangan ini. Semua tulisan ini dimaksudkan hanya untuk dokumen pribadi dan konsumsi khusus masyarakat Desa Mekar Baru Kecamatan Petir.
Orang-orang yang menjadi Panitia Pilkades Mekar Baru adalah orang-orang yang sudah cukup berpengalaman, karena banyak dari mereka adalah ex Panitia Pilkades Mekar Baru 5 tahun yang lalu, walaupun ada beberapa orang yang terbilang baru. Sehingga menurut pantauan penulis, Panitia tidak mengalami kesulitan lagi dalam menjalankan tahapan-tahapan yang harus ditempuh sesuai juklak-juknis yang berlaku.
Pelaksanaan pesta demokrasi yang bernama Pilkades Mekar Baru ini rencananya akan diselenggarakan pada hari Minggu, 8 Desember 2013. Jadi, 4 hari lagi setelah atikel ini ditulis. Tempat pemilihan telah disepakati di lapangan yang berada di Kp. Cisema Desa Mekar Baru, Petir, tidak jauh dari jalan raya Petir – Rangkasbitung.
Tahapan sebelumnya, para calon diberi kesempatan untuk berkampanye ke setiap kampung secara bergilir sebanyak dua kali dalam hari yang berbeda. Giliran kapan para calon harus melakukan kampanye ini adalah hasil undi. Dan pengundian itu dilakukan setelah para calon memiliki bendera dan nomor urut masing-masing. Nomor urut dan warna bendera juga diundi secara adil dan transparan. Kampanye terakhir adalah pawai bersama para calon ke seluruh kampung tanpa diikuti para pendukung, akan dilaksanakan 6 Desember 2013.
Adapun nama para calon, nomor urut dan warna bendera dari kelima calon ini sebagai berikut.
No. Urut Calon
|
N a m a
|
Warna Bendera
|
Alamat
|
1
|
Tubagus Mudzakar
|
Hijau
|
Pasanggrahan
|
2
|
Asep Rupawan
|
Coklat
|
Petir
|
3
|
Soparosi Tobing
|
Biru
|
Nanggerang
|
4
|
Mumu
|
Merah
|
Bojong Waliwis
|
5
|
Mohamad Kosim, ST.
|
Kuning
|
Rancakamurang
|
Sekarang mari kita lihat peluang dan tantangan dari kelima calon ini menurut hasil pantauan Penulis dari beberapa kalangan pemilih dan rumor yang beredar belakangan ini.
1. TB. MUDZAKAR
2. ASEP RUPAWAN
Asep Rupawan juga ex calon pilkades yang lalu. Asep menduduki peringkat terakhir dari lima calon yang manggung. Adiknya yang dianggap oleh masyarakat agak brutal, menjadi kendala besar saat itu. Generalisasi yang berkembang di masyarakat saat itu adalah “apabila Asep menjadi Kepala Desa, maka adiknya akan lebih ganas dan berani”. Jaman terus berkembang, mindset (pola pikir) masyarakat pun berubah. Kini, issue serupa tak lagi berkembang, karena adiknya yang disorot itu, secara fakta sebenarnya tidak ada bukti untuk dituduh. Itu masa lalu. Maka bagi Asep peluang itu makin terbuka dengan terdeskriditkannya sang incumbent Soparosi Tobing semasa jabatannya. Banyak yang beranggapan bahwa apabila Asep menjadi Kepala Desa, Desa Mekar Baru akan lebih berwibawa. Karena Asep termasuk calon yang pintar, vocal, berani dan mengerti situasi Mekar Baru. Didampingi pula oleh seorang isteri PNS yang cukup cerdas yang mendukung sepenuhnya. Sisi lain yang menjadi peluang Asep adalah : dia dan juga isterinya sama-sama mempunyai akses dengan instansi tertentu di pemerintahan yang dapat menunjang roda pemerintahan desa jika kelak dia terpilih. Sayangnya hal itu tidak banyak diketahui dan disadari orang. Sunatan massal yang pernah diselenggarakan oleh Asep, juga menjadi peluang yang baik baginya.
3. SOPAROSI TOBING
Soparosi Tobing adalah calon incumbent. Sebagai incumbent Soparosi Tobing banyak menuai kritikan dari warga. Di mata warga, Soparosi Tobing kurang bagus. Pasalnya, karena beliau kurang keteladanan dan kepedulian kepada warga yang membutuhkan. Sehingga menurut pantauan Penulis, para sponsor yang dulu menjadi pendukungnya banyak yang lari ke calon lain. Penulis tidak akan menguraikan kelemahan Soparosi Tobing, karena sangat menyangkut privasi seseorang. Namun bisa dikatakan, Soparosi Tobing sudah kehilangan peluang kecuali nasib berbicara lain (karena bisa saja dengn money politic yang jor-joran dia terpilih kembali).
4. MUMU
Mumu juga ex calon Pilkades yang lalu. Saat itu dia peringkat 3. Kalau dilihat dari peringkat saat itu, secara rasional seharusnya dia lebih beruntung ketimbang Asep Rupawan. Namun sayang, entah benar atau tidak, menurut selentingan dia hanya bonekanya Soparosi Tobing. Dia mengadakan kontrak politik dengan Tobing. Dia hanya menjadi calon penghancur suara lawan Tobing, sehingga biayanya pun Tobinglah yang mendanai. Seseorang juga pernah mengatakan bahwa Mumu pernah mengajak warga untuk memilih Tobing apadahal dia sendiri adalah calon resmi. Tobing memang penuh dengan trik dan strategi yang sulit dibaca lawan. Menurut sumber yang dipercaya yang masuk ke telinga Penulis, Tobing menanam orang-orang tertentu di setiap calon lain (lawan) untuk menjadi spionase dan pura-pura mendukung atau mendukung sebenarnya apabila lawan itu dianggap lemah. Maksudnya, spionase mengajak warga yang akan memilih calon kuat untuk memilih calon X yang lemah dengan tujuan merusak suara lawan yang ditakuti.
5. MOHAMAD KOSIM, ST.
Mohamad Kosim, ST. atau Parta adalah satu-satunya calon yang berkualifikasi sarjana (sarjana teknik). Mohamad Kosim merupakan pendatang baru di bursa calon pilkades kali ini. Walaupun dia sarjana, ternyata kesarjanaannya tidak menjadi peluang yang menguntungkan. Alasannya adalah karena Mohamad Kosim tidak pandai berbicara/berdiplomasi. Di luar kampung tempat tinggalnya, nyaris Mohamad Kosim tidak masuk hitungan. Namun banyak yang beranggapan bahwa Parta akan menang jika menggunakan money politic lebih besar 2 kali lipat dari lawan-lawannya, dan menurut rumor Parta sudah siap dengan uang itu. Sehingga sebenarnya Parta ini cukup ditakuti hanya dari segi dana. Bahkan strategi yang terbangun di semua calon lainnya, yang selama menjelang Pilkades tidak menghambur-hamburkan biaya, karena takut kehabisan peluru sebelum perang, Partalah yang menjadi pertimbangan mereka. Artinya, Parta dianggap calon kuat dalam hal dana.
Demikian sekilas tentang Menjelang Demokrasi Pilkades Mekar Baru. Mereka sedang panas-panasnya mencari masa yang solid. Siang malam kampung-kampung di Desa Mekar Baru tak henti-hentinya disusupi para tim sukses. Sosialisasi berjalan terus walaupun baliho dan foto calon serta spanduk sudah terpampang di sudut-sudut jalan strategis.
Jika Allah mengijinkan Penulis akan meliput hari puncak pemilihan kepala desa Mekar Baru ini untuk diposkan di blog ini.
Wallahua’alam.
TERNYATA DIAM2 SELALU MENGINTIP ISU YANG BERKEMBANG....TP YG PENTING MUDAH2N WARGA MEKAR BARU MENJADI PEMILIH YANG CERDAS...DAN SATU LAGI,,,SIAPA PUN KADESNYA MINUMMYA TETEP TEH BOTOL SOSRO.....HAHAHA
BalasHapusSebagai hak pilih yang panatik tentunya selalu ingin tahu perkembangan. Karena Pemilih panatik yang satu ini berniat memilih Kades sesuai hati nurani bukan menunggu siapa yang paling besar memberi amplop ! Hahahah........
HapusWarga Mekar Baru menjadi pemilih yang cerdas adalah harapan Bung Alin adalah harapan kita semua. Saya setuju siapa pun Kadesnya, minumnya tetep TEH BOTOL SOSRO............................
excellent article,
Hapus