Malam Serangan Fajar Pilkades dan Nasib Tamuku . Malam ini malam Minggu tanggal 8 Desember 2013. Besok paginya akan digelar perhelatan maha penting bagi masyarakat Desa Mekar Baru, karena menyangkut kehidupan masyarakat Mekar Baru ke depan, yaitu Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Sejak lepas maghrib dari semua calon yang berjumlah 5 calon itu, sibuk mondar-mandir ke setiap kampung, entah apa yang mereka lakukan. Sehingga suasana kampung menjadi hiruk-pikuk dan bising dengan kendaraan motor roda dua yang tiada henti silih berganti keluar masuk gang-gang perkampungan. Nampaknya mereka sebagian besar pendukung dan simpatisan calon incumbent Soparosi Tobing. Selain bising dan suasana menjelma menjadi tak kondusif, juga tingkah dan kesibukan dari mereka cukup memberikan rasa terintimidasi pada pihak lawan dan warga pada umumnya.
Situasi seperti di atas sudah biasa terjadi di mana pun manakala datangnya malam terakhir waktu pilkades (baca: malam serangan fajar). Sehingga wajar apabila Panitia berkolaborasi dengan pihak keamanan demi mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Pihak keamanan dari Polsek dan Koramil diterjunkan di malam serangan fajar.
Situasi seperti di atas sudah biasa terjadi di mana pun manakala datangnya malam terakhir waktu pilkades (baca: malam serangan fajar). Sehingga wajar apabila Panitia berkolaborasi dengan pihak keamanan demi mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Pihak keamanan dari Polsek dan Koramil diterjunkan di malam serangan fajar.
Di malam serangan fajar ini Penulis begadang sampai jam 03.30 karena kedatangan tamu asal Pandeglang. Si tamu datang murni bertamu dengan tujuan silaturahim, tidak ada kaitannya dengan Pilkades. Ngobrol ngalor ngidul tanpa batas bernuansa curhat. Sejak sore sebenarnya anggota TNI baik dari Kodim maupun Koramil banyak berkumpul di depan rumah. Mereka bisa secara jelas dapat melihat kami, karena kami berdua duduk di depan rumah. Tak satupun dari mereka melarang kami berada di situ, walaupun nampaknya mereka mengamati kami.
Tepat pukul 03.30 datang melintas 2 orang anggota TNI mengendarai sepeda motor. Sedikit agak lewat dari depan kami mereka spontan mengerem motornya dan berhenti. Satu anggota yang membonceng turun dan mendekati kami. Dengan temperamen dan nada santun, beliau menyuruh kami pulang. “Rumah saya ini Pak !” Jawabku. “Yang satunya Pak, yang pulang” katanya. Belum selesai temannya menyampaikan pendekatan kepada kami, anggota yang di atas motor tadi membentak-bentak tamu saya untuk segera pulang. Rupanya yang membentak dan sedikit arogan tadi adalah Sersan Pe’i seorang Babinsa setempat. Ya, siap Pak ! Jawab temanku, seraya pamit dan menuju ke sepeda motornya.
Nasib, nasib…… dari rumah diusir isteri, di rumah saya diusir tentokar !! Makanya…jangan bertamu di wilayah rawan konflik….!! Hahahah……
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar, Perhatikan ketentuannya !