Chaeri Wardhana Ditangkap KPK, Inilah Hikmahnya . Banyak sebenarnya hikmah yang didapat dari tertangkapnya Wawan (panggilan Chaeri Wardhana) Adik Atut, terkait dugaan suap Ketua MK Akil Mochtar. Kini Wawan berada di rutan KPK dan Atut Gubernur Banten pun dicegah bepergian ke luar negeri.
Mengenakan Rompi KPK : Chaeri Wardhana |
Beredarnya berita tentang merajalelanya korupsi di Banten selama ini, terjadi setelah Wawan tertangkap tangan KPK. Wawan menyuap Akil Mochtar selaku Ketua MK sebesar 1 miliar dalam memuluskan gugatannya di MK terkait sengketa Pilkada Lebak Banten. Jasa yang paling besar atas mencuatnya semua berita yang menyangkut Dinasti Banten ini tentu adalah media masa baik cetak maupun elektronik dan internet.
Bagi warga Banten khususnya, hikmah yang diperoleh antara lain adalah
- Semua warga Banten mengetahui bahwa pemimpin Banten dan kroninya doyan korupsi.
- Orang-orang yang anti korupsi dan mengerti kondisi Banten, berkesempatan menjelaskan kepada orang banyak bahwa begitulah kondisinya Banten.
- Para akademisi/intelektual kampus berani menyuarakan kebenaran terkait banyaknya indikasi korupsi di Banten.
- Wakil Gubernur Banten banyak difungsikan
- Para Pejabat yang selama ini cari muka dan menjadi pendukung Atut dan keluarganya, mulai berhati-hati dan bisa berpikir bahwa kemungkaran pada waktunya akan terbongkar.
Nah, ada lagi yang lebih seru dari sejumlah hikmah yang disebutkan di atas, yakni tentang mobil Lamborghini. Hampir seluruh warga Banten menengah ke bawah mengenal nama mobil mewah Lamborghini. Saya sendiri, jujur, baru sekarang ini tahu tentang merk mobil mewah Lamborghini itu dari berita tentang Wawan. Seperti diketahui, Wawan diberitakan memiliki 11 mobil mewah yang disita KPK satu di antaranya adalah Lamborghini yang harganya Rp12,2 miliar.
Saking mahalnya, sampai-sampai dalam suatu obrolan ada warga yang pernah nyeletuk “berarti kalau saya mencopot satu spion-nya saja untuk dijual, bisa ngebangun rumah mewah dong !” Maksudnya mungkin mewah untuk ukurannya. Bahkan ada juga warga yang merasa apresiatif terhadap KPK, akan memberi nama anaknya yang perempuan namanya Siti Lamborgini, katanya untuk kenang-kenangan.
Sedangkan ungkapan Tubagus Dedi Gumelar alias Miing yang mengatakan bahwa “yang merusak jalan-jalan itu mobil kecil bukan mobil-mobil gede” sebenarnya sudah sejak lama menjadi anekdot orang di mana-mana, kini menjadi popular lagi di kampung-kampung. Terutama bagi mereka yang mungkin baru mendengar istilah tersebut.
Tim dari KPK memeriksa mobil lamborghini milik Wawan |
Demikian, semoga semua hikmah tersebut menjadi pembelajaran dan awal pembenahan kondisi Provinsi Banten ke depan. Baca juga Harapan Warga Banten
Salam.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar, Perhatikan ketentuannya !