Kita mulai kisah bayi bisa bicara ini dari
petikan berita atau artikel yang ada di Republika. Kisah-kisah bayi bisa bicara
ini dikemas menjadi suatu artikel yang berbeda dari aslinya yang PetirFenomenal jadikan sumber. Maksudnya dikompilasi dengan format yang berbeda.
Petikan artikel yang ada di Republika Ahmad
Khotib, bayi, pasangan Haji Safuri dan Ny. Mariyatun warga Desa Pandiangan
Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, bisa berbicara walau
baru berusia 24 hari. Bayi yang lahir sembilan bulan dan dalam keadaan normal
fisik itu, lahir Selasa siang di kediamannya dan diberi kemampuan mengucapkan
kalimat yang pernah diucapkan Nabi Isa As, Kamis malam dini hari.
Sebelumnya dia nangis seperti mengalami kesakitan
yang berlebihan dan baru tenang sekitar jam 24:00 WIB, namun pada pukul 02:00
WIB, ia terbangun dan melafadzkan kalimat Waman Adlamu Wamantarakahum Fi
Dzulumatil Layubsirun dan di ulangi sampai tiga kali, kata Haji Safuri, Minggu
saat ditemui Antara. Mereka yang dikarunia anak
pertama sejak perkawinannya tujuh tahun lalu itu mengaku ketakutan dengan
kejadian tersebut, karena diyakini akan ada peristiwa besar yang akan menimpa
anaknya. Kami hanya takut dan kawatir meninggal, ucapnya sedih.
Kejadian di atas menjadi bahan pertanyaan
seseorang yang dilayangkan kepada ustadz Ahmad Sarwat, Lc.di suatu websitenya.
Berikut pertanyaannya :
Apakah ini merupakan salah satu tanda akan datangnya
nabi Isa AS dan dekatnya hari kiamat?
Jawabannya Ahmad Sarwat, Lc.:
Assalamualaikum Warahmatullah
Wabarakatuh.
Datangnya nabi Isa as memang sudah pasti, hanya tidak disebutkan
tanda-tanda kedatangannya. Baik berupa bayi yang bisa bicara atau pun tanda
lainnya.
Adapun kejadian bayi bisa bicara, memang benar
bahwa Nabi Isa as. bisa bicara ketika masih dalam gendongan ibunya, namun
lafadz bukan seperti yang disebutkan oleh Haji Safuri dalam berita di Republika
itu. Di dalam Al-Quran Al-Karim, lafadz yang diucapkan oleh nabi Isa as adalah
sebuah keterangan tentang siapa diri beliau dan kedudukannya. Beliau as.
berkata:
“Sesungguhnya Aku adalah hamba Allah, Dia
telah memberi kepadaku Al-Kitab dan menjadianku seorang nabi. Dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. Dan Dia
memerintahkan kepadaku shalat dan zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada
ibuku. Dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan
kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari
aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
Selain ayat ini juga ada ayat lain yang juga
memberi keterangan tentang bahw nabi Isa as berkata-kata sewaktu masih bayi.
“Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam,
seungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat daripada-Nya, namanya
Al-Masih ‘Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan
termasuk orang-orang yang didekatkan,dan dia berbicara dengan manusia dalam
buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh”.
Namun sesungguhnya bukan hanya nabi Isa as. saja
yang pernah mengalaminya. Tapi ada beberapa bayi lainnya yang juga pernah mampu
berbicara ketika masih di dalam buaian. Misalnya bayi dalam kisah Juraij
al-’Abid, yang difitnah oleh orang-orang telah berzina dengan wanita dan
melahirkan anak. Padahal wanita itu berzina dengan laki-laki lain. Juraij tidak
mampu memberikan bukti yang dapat membela dirinya. Atas izin Allah, bayi dalam
gendongan wanita yang menuduhnya berzina itu kemudian bisa berbicara dan
mengatakan bahwa ayahnya bukanlah Juraij, melainkan laki-laki lainnya.
Kisah Juraij yang ahli ibadah
ini tertuang di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Kisah bayi bicara lainnya adalah bayi yang ibunya akan ikut dibakar dalam kisah
ashhabul uhkdud. Bayi itu berkata dalam gendongan ibunya, Wahai ibuda,
bersabarlah, sesungguhnya kita berada dalam kebenaran. Kisah ini bisa kita
dapati di dalam shahih Muslim.
Sedangkan di dalam hadits riwayat Al-Baihaqi,
disebutkan juga tentang kisah Masyithah yang bekerja sebagai tukang sisir istri
Fir’aun. Ketika sisirnya jatuh, spontan dia berujar, Bismillah. Ketahuanlah
bahwa dirinya seorang muslim, maka Fir’uan memerintahkannya agar dimasukkan ke
dalam api. Sesaat sebelum diceburkan, bayinya yang masih dalam gendonga itu
atas izin Allah bisa bicara, yang intinya memberi semangat kepada ibunya untuk
tabah menghadapi cobaan. Di dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa orang yang
menjadi saksi yang membela kasus Nabi Yusuf as ketika dituduh telah berlaku
serong dengan Zulaikha, istri Al-Aziz. Konon saksi ini pun dibunuh dan
sebelumnya telah terjadi keajaiban, yaitu bayi bisa bicara.
Dan riwayat lainnya lagi adalah kisah Nabi
Zakaria yang dibunuh oleh musuh-musuhnya yang ingkar kepada ajaran Allah. Semua
kisah itu bisa kita baca pada tafsir Al-Qurthubi tentang tafsir surat Ali
Imran, juga di dalam kitab Riyadhushshalihin halaman 134 dan juga kitab Hayatul
Hayawan jilid 1 halaman 70.
Adapun di masa sekarang ini, bila ada bayi bisa
bicara, tentu atas izin Allah SWT. Namun bukan berarti menjadi sebuah pertanda
bahwa Nabi Isa as. akan sebentar lagi datang.
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar, Perhatikan ketentuannya !