Musibah Kereta Api Mengantarkannya Menjadi Tukang Servis HP . Sebelumnya, posting terakhir adalah tentang Kisah Ironi Ibnu Ahmad dan Pemimpin Banten. Kini saya ingin mengangkat tulisan ringan yang bagi saya bisa dijadikan untuk inspirasi hidup kita semua. Kisah nyata.
|
Samsudin di atas kursi roda tiada hari tanpa komputer |
Pada hari ini saya menemukan pengalaman baru yang sebelumnya latar belakang orang yang akan saya ceritakan ini sudah saya ketahui. Adalah Samsudin namanya, kurang lebih 8 tahun yang lalu berdagang kios kecil di pinggiran jalan kereta di Jakarta. Kios Samsudin buka 24 jam. Suatu malam menjelang subuh, ia berisitirahat merebahkan badanya di rel kereta, dengan posisi kedua kakinya menjulur ke tengah rel kereta. Tanpa sadar, ia tertidur saking ngantuknya. Tanpa sadar pula Samsudin mengalami nasib yang mengenaskan, karena dalam keadaan tertidur, lewatlah sebuah kereta api melindas kedua kakinya. Akibatnya kedua kaki Samsudin buntung dari bagian atas lutut. Samsudin menggelepar bagai ayam disembelih. Namun Alhamdulillah, nyawanya tertolong setelah mengalami perawatan sekian lama di rumah sakit Jakarta dan kemudian pindah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang. Di RSUD inilah saya sendiri sempat membesuknya.
|
Samsudin sedang bekerja |
|
Dagangan Casing dan asesoris HP milik Samsudin |
Tempat tinggal Samsudin agak dekat dengan rumah orang tua saya karena satu kelurahan. Namun dengan rumah tempat tinggal saya jaraknya kurang lebih 15 km. Tanpa sengaja, saya ngobrol dengan seseorang di dekat tempat tinggal Samsudin memicarakan tentang HP BB saya yang error. Teman ngobrol tersebut mengatakan kepada saya bahwa Samsudin bisa menyervis berbagai HP. Tanpa babibu, langsung saya datang ke rumahnya. Betul, dia sekarang pinter memperbaiki alat-alat elektronik terutama HP dengan bantuan komputer. Padahal, dia dahulu bukan orang yang mengerti komputer, karena SD pun kalau tidak salah dia tidak lulus. Tapi sekarang, dia amat lihai menggunakan komputer seolah sudah tingkat mahir.
Dengan keterampilannya yang baru itu kini Samsudin hidup di atas kursi roda tiada hari tanpa komputer. Di atas meja kerjanya selalu berserakan bangkai HP yang siap menunggu untuk dijamah tangannya yang mampu memperbaiki HP rusak bermanfaat kembali. Dia mengutamakan HP saya untuk ditangani karena waktu itu tidak ada orang yang menunggui Hp yang diperbaikinya. Sambil menunggu HP-ku kelar diperbaiki, saya iseng-iseng bertanya tentang dari mana ia punya keterampilan menyervis HP dan mengoperasikan komputer. Sambil tetap kerja dan tanpa pernah menoleh, ia menjawab setiap pertanyaan saya. Ternyata, sebelumnya melalui bantuan seseorang ia pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Serang dan Kota Serang.
Saya meyakini penghasilan Samsudin per hari tidak akan kurang dari 100 ribu dari hasil memperbaiki HP dan membeli HP rusak yang diperbaiki lalu dijual kembali. HP yang ia beli dengan harga 10 sampai 20 ribu bisa ia jual seharga 150.000 setelah ia perbaiki.
Di sinilah saya menyadari kembali betapa anugerah Allah yang diberikan kepada saya tak ternilai. Saya tidak mengalami musibah seperti Samsudin sehingga anggota tubuh saya masih tetap sempurna dan tidak susah payah mengais-ngaiskan tangan untuk menggerakkan kursi roda. Saya juga menyadari bahwa Allah Maha Pemurah, di balik ujian yang ia terima Allah masih memberikan jalan mencari nafkah buat Samsudin. Samsudin pun beruntung memiliki isteri orang Jawa yang setia. Seandainya Samsudin tetap pandai bersyukur, niscaya Allah akan menambah kemudahan rejeki kepadanya.
|
Kaki palsu ini selalu berada di dekat tempat kerja Samsudin |
|
Peralatan Servis milik Samsudin |
|
Tongkat milik Samsudin |
Ada satu hikmah yang penting kita hayati dari musibah di atas adalah bahwa Allah memperingatkan kepada manusia agar hidup jangan nyeleneh. Maksudnya, istirahat ya, istirahatlah, tapi jangan di tengah-tengah rel kereta, apalagi dalam kondisi mengantuk dan lelah.
Semoga bermanfaat.
semangat semua itu pasti ada hikmah nya
BalasHapusBetul sekali Gan !
Hapus