Sabtu, 26 Juli 2014

Astagfirullah Asap Rokok Benar-Benar Berbahaya Bagi Bayi

Astagfirullah Asap Rokok Benar-Benar Berbahaya Bagi Bayi . Sudah dua bulan anak kami yang ketiga mengalami sesak napas sejak 3 hari setelah kelahirannya.Kini usianya baru 2 bulan lebih 5 hari. Anak kami, kami beri nama Dafita Nizza Nur Azizah. Lucu dan cantik menurut saya. Dengan sangat jelas saya menyaksikan keluarnya anak saya dari rahim ibunya. Bersama bidan saya memberi semangat pada isteriku ketika ngejan mengeluarkan Dafita. Alhamdulillah, Dafita pertama kali menghirup oksigen pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 00.30. Dafita mungil langsung menangis dengan nyaring sebagaimana bayi baru lahir. Beratnya 2,9 kg.

Asap rokok membahayakan bagi peokok dan orang lain
Namun kebanggaan dan kebahagiaan saya sempat terganjal ketika 3 hari berikutnya. Dafita anakku, napasnya bersuara ngorok, tersengal-sengal. Selanjutnya Dafita tidak lagi terdengar suara tangisnya. Bukan karena tidak suka menangis, tapi justru menangis tanpa mengeluarkan suara tangisan sebagaimana seorang bayi pada umumnya. Kami berdua dan keluarga lainnya menyangka bahwa bidan tidak bersih mengeluarkan kotoran di leher dan hidungnya. Dafita pun akhirnya mengalami batuk-batuk dan kami bawa ke bidan yang dulu membidaninya. Alhamdulillah, batuk sembuh tapi ngorok belum jua hilang. Padahal bidan bilang kemungkinan ada dahak yang tertahan dan bayi tidak mungkin dapat mengeluarkan atau menelannya. Oleh karena itu bidan pun memberi obat pengencer dahak. Namun obat tersebut susah masuk ke perut Dafita, karena selalu saja dikeluarkan kembali seakan dia tak bisa menelan.
Kami semakin panik dan kasihan melihat kondisi bayi yang kelihatannya payah dalam mengambil napas. Karenanya ia pun susah tidur, atau tidur pulas tapi sering terbangun karena harus menarik napas panjang seperti orang “eungap” kekurangan oksigen. Akhirnya kami bawa ke dokter klinik, hasilnya sama saja nihil karena obat susah masuk. Seminggu berikutnya kami bawa kembali ke dokter praktek (dr. umum) terdekat. Juga nihil hasilnya.
Bagi pembaca yang pernah punya anak, pasti dapat membayangkan bagaimana perasaan saya terhadap anak saya, kasihan dan panik, bukan?
Kali ini kami membawanya ke RS Umum bagian Poliklinik Anak. Melalui pemeriksaan, anak kami dinyatakan harus di-rontgent. Hari itu juga kami rontgent dan hasilnya bisa dibawa dan keesokan harinya kami laporkan ke dokter poli anak. Dalam lampiran foto rontgent tertulis uraian hasil pemeriksaan seperti ini:

  • TAMPAK PENYEMPITAN KOLOM UDARA DALAM LARYNX SETINGGI VOCAL CORD. 
  • RETROPHARYNGEAL DAN RETROLARYNGEAL SPACEMELEBAR (MUCOSA EDEMA). 
  • EPIGLOTIS DAN VALEKULA : NORMAL.
Anakku Dafita Nizza Nurazizah di ruang radiologi sedang difoto X-Ray
Ketika dokter mencek foto rontgent, dokter mengatakan bahwa ada kemungkinan karena terkena asap rokok. Astagfirullahal’adzim….tak kepalang tanggung kagetnya saya mendengar kata-kata dokter itu. Rasa berdosa yang tiada tara terhadap si kecil mungil nan tersayang, menggelayut pada diri saya.
Pembaca yang terhormat, mengapa begitu menyesal diri saya terhadap kasus yang menimpa anak kami yang tak berdosa itu. Karena saya adalah perokok berat yang dalam sehari semalam dapat menghabiskan 3 bungkus rokok Marlboro merah. Sangat besar kemungkinan benar adanya, anak saya itu terkena asap rokok yang saya isap. Mengapa tidak, karena sejak bayi hadir di rumah, kami sekeluarga berdiam di satu ruangan yang luasnya 2,5 x 6 meter. Di situlah saya sering merokok terutama ketika menghadapi leptop. Memang ruangan tersebut luas, akan tetapi peersebaran asap melalui udara yang rapat mungkin sekali masuk ke saluran pernapasan si bayi dalam jumlah yang banyak, mengingat frekwensi merokok saya cukup sering sehingga asap selalu berkutat di satu ruangan. Saya perokok berat. Gaya merokok saya bisa dikatakan “buang sulut-buang sulut”. Maklum, Marlboro adalah rokok dengan tembakau yang (ringan?) sehingga baru sebentar diroko langsung habis. Jadi selalu kurang. Begitulah umumnya perokok yang merokok Marlboro.
Perkataan dokter tadi sangat saya yakini penyebabnya adalah asap rokok dari rokok yang saya isap. Seorang bayi yang masih 0 tahun bahkan baru beberapa hari, sangat sensitive terhadap asap. Kesimpulannya adalah asap rokok benar-benar berbahaya bagi bayi.
Sengaja pengalaman ini saya tulis agar menjadi pelajaran bagi orang lain. Kini, anak kami masih dalam penyembuhan, semoga lekas sembuh sayang, papah mohon maaf dan papah menyesal, papah tidak tega dan tidak kuat melihatmu.
Perlu diketahui bahwa efek asap rokok Marlboro agak berbeda dengan rokok-rokok yang lain. Asap rokok Marlboro bikin serak di tenggorokan, dan dapat merusak suara juga. Itu yang saya rasakan setelah saya gonta-ganti rokok.
Demikian semoga ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar, mohon jangan mencantumkan link live atau spam ! Berkomentarlah dengan bahasa yang santun !