Kamis, 27 Februari 2014

Kepala Kemenag Mengurai Visi-Misi Ketua MUI Kota Serang Kena Batunya

Kepala Kemenag Mengurai Visi-Misi Ketua MUI Kota Serang Kena Batunya . Pada hari Rabu, 26 Pebruari 2014 saya menghadiri undangan dari Setda Kota Serang. Nama acara adalah “Fasilitasi Pencapaian Halaqoh dan Berbagai Forum Keagamaan Lainnya dalam Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan Tingkat Kecamatan Tahun 2014”. Tema yang diusung acara ini adalah “Sinkronisasi Antara Ulama, Umaro, dan Lembaga Pendidikan Terhadap Pembangunan Kota Serang 2014”. Acara dilaksanakan di Aula Wisma Marga Wiwitan Cipocok Jaya Kota Serang, pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.30.
Ketua Panitia Membacakan Laporan. Duduk di depan: Drs.H.Bazari Syam (kiri), Drs.H.Komar (kanan) dan K.H.Mahmudi (seebelah kanannya tertutup kepala peserta)
Seperti biasa, acara dimulai dengan laporan Ketua Panitia Penyelenggara dan dibuka secara resmi oleh Adsa II Pemkot Serang, Drs. H. Komar, Ak., M.M. Dilanjutkan dengan pemaparan oleh tiga pemakalah atau nara sumber yang terdiri dari :
  1. Drs. H. Komar, Ak., M.M. (Asda II) : Peranan Pemerintah Daerah Kota Serang dalam Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. 
  2. Drs. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I. (Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang) : Kebijakan Kementerian Agama Terhadap Pendidikan Agama di Kota Serang. 
  3. K.H. Mahmudi, S.Pd.I., M.Si. (Ketua Umum MUI Kota Serang) : Peranan MUI Memajukan Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan Menuju Kota Serang Madani. Pendidikan Berbasis Akhlakul Karimah dan Berkarakter Kebangsaan.
Di sini saya tidak akan menguraikan mengenai apa-apa yang disampaikan ketiga nara sumber tersebut. Namun saya hanya ingin mengutip salah satu poin Misi Kemenag Kota Serang yang dijelaskan secara panjang lebar oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang, Drs. H. A. Bazari Syam, M.Pd.I. Berikut ini adalah Visi dan Misi Kemenag Kota Serang :
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Kota Serang Madani yang Beriman, Bertaqwa, Cerdas, Berakhlak, Rukun, Damai dan Sejahtera.”
MISI :
  1. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berwibawa melalui pelayanan administrasi yang berkualitas; 
  2. Meningkatkan kualitas pendidikan Islam, dan pendidikan keagamaan; 
  3. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan kehidupan beragama; 
  4. Mewujudkan suasana kerukunan umat beragama, peningkatan pemberdayaan umat beragama dan fungsi lembaga keagamaan; 
  5. Meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji.
Satu persatu dari 5 misi tersebut diuraikan dan dijelaskan oleh Pak Kepala Kemenag Kota Serang. Ketika tiba pada penjelasan misi point ketiga, beliau menjelaskan bahwa banyak orang yang sangat memahami ajaran agama Islam, namun tidak dan atau belum mengamalkan yang dipahaminya itu. Pada penjelasan bagian ini membuat suasana peserta agak bergairah dan cukup ramai. Pasalnya, Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang terkena batunya. Sebelumnya beliau membuktikan langsung kepada diri peserta yang ibu-ibu tentang “memahami agama tapi tidak mengamalkannya”. Tanya jawab dengan ibu-ibu peserta itu antara lain adalah:
Kepala Kemenag : “Apakah dalam hukum Islam suami boleh beristeri dua, Bu?”
Ibu-Ibu : “Boleh !”
Kepala Kemenag : “Apakah boleh kalau suami Ibu kawin lagi!”
Ibu-Ibu : “Tidak boleh !”
Geerrrrr….seluruh peserta ketawa, baik Ibu-Ibu maupun Bapak-Bapak. “Tuh, kan, Ibu-Ibu saja yang ada di sini tidak mau mengamalkan apa yang diyakininya. Padahal Ibu tahu, bahwa dipoligami itu jaminannya surga apabila Ibu ikhlas suami kawin lagi!”
H. A. Bazari Syam melanjutkan penjelasannya : “Bapak dan Ibu yang saya hormati, jangankan kita, masih gagal mengamalkan ajaran agama, wong Ketua MUI aja masih gagal mendidik isterinya. Buktinya, beliau sampai sekarang belum berhasil dapat ijin dari isterinya untuk kawin lagi”, katanya. Lagi-lagi peserta halaqoh tertawa dengan ramainya. Sementara Ketua MUI sedari tadi nyengir saja.
Yang membuat menggelitik hati saya, mengapa Ketua MUI yang kena batunya? K.H. Mahmudi itu sudah sering ceramah di mana-mana. Bahkan saya sendiri pernah mengundangnya untuk ceramah di acara HUT PGRI dua tahun lalu. Beliau cukup ngocak, oleh karena itu dalam sentilan-sentilunnya dibawakannya dengan nada kelakar dan ngocak. Contohnya menyampaikan tentang hukum poligami, ditunjukkan perhatiannya kepada peserta Ibu-Ibu. Padahal mungkin isterinya sendiri tidak suka diceramahi, sehingga ia tidak mengamalkannya? Heheh….terlepas dari seorang Kyai atau bukan, itu hanyalah kelakar Pak Kepala Kemenag, Ketua MUI kena batunya. Maksud H. A. Bazari Syam adalah agar peserta tidak merasa ngantuk. Tapi sebenarnya peserta lebih tidak akan merasa ngantuk apabila contoh yang dikemukakannya adalah contoh yang lebih aktual. Contoh yang aktual, yang saat ini masih terus menjadi bahan berita di media cetak maupun internet, yakni Korupsi Gubernur Banten Ratu Atut dan adiknya Wawan (Chaeri Wardhana). Perilaku keduanya adalah contoh manusia yang sama sekali tidak mempersiapkan MATI, tetapi mereka hanya mempersiapkan HIDUP. Sebab korupsi hanya akan dilakukan oleh orang yang lupa menyiapkan kematian, dan hanya melulu menyiapkan hidup.
Apa itu Halaqoh? Dalam halaqoh harus ada minimal satu murakab (Pembina yang benar). Dalam pengertiannya yang lebih luas Halaqoh bisa dimurakabi oleh seorang gubernur. Dan ini akan lebih memiliki jangkauan kekuasaan yang lebih luas untuk seluruh masyarakat Banten. Tapi apa yang terjadi? Gubernur Banten dan adiknya kini sedang berada di balik jeruji lembaga anti korupsi KPK. Dia adalah pemimpin yang mengharapkan rakyatnya hebat dalam kehidupan beragama, namun dia sendiri jauh dari apa yang diharapkan rakyat. Lalu, kalau begitu apakah memahami dan mengamalkan kehidupan beragama itu berlaku hanya untuk rakyat biasa?
Kantor Kementerian Kota Serang adalah di bawah Kantor Kementerian Propinsi Banten yang tidak akan berbeda tujuan dan fungsinya, yang secara langsung atau tidak langsung, tanggung jawab gubernur Banten. Kalau begitu, Ketua MUI kena batunya adalah dalam konteks kelakar, namun Gubernur Banten kini sedang kena batunya dalam konteks yang sesungguhnya. Dan, Kementerian Agama Propinsi Banten dan Kota Serang telah gagal mendidik Atut Chosiyah dan Chaeri Wardhana alias Wawan menjadi insan madani yang sama-sama tinggal dan hidup di Kota Serang yang bercita-cita menjadi Kota Madani dan Kota Pendidikan.
Inilah ideku, Serang, 27 Pebruari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar, mohon jangan mencantumkan link live atau spam ! Berkomentarlah dengan bahasa yang santun !