Selasa, 22 Oktober 2013

Konjungsi Koordinatif dan Subordinatif dan Penggunaannya

Konjungsi Koordinatif dan Subordinatif dan Penggunaannya. Menurut Depdikbud (1991:519) konjungsi adalah partikel yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, sedangkan menurut Chaer (2000:140) konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menhubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Gbr. diambil dari google
Jenis-jenis Konjungsi
Chaer  (2009: 82) berpendapat bahwa ditinjau dari kedudukan konstituen yang duhubungkan, dibedakan adanya konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan pula atas konjungsi yang menghubungkan menyatakan. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan dan ada konstituen bawahan. Konjungsi subordinatif ini dibedakan lagi atas konjungsi yang menyatakan. Aturan penggunaan konjungsi itu adalah sebagai berikut:
1.       Konjungsi Penjumlahan
Konjungsi Penjumlahan adalah konjungsi yang menghubungkan menjumlahkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi dan, serta, dan dengan. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.     Konjungsi dan di gunakan untuk menyatakan“hubungan penjumlahan” digunakan:
1)      Di antara dua kata berkategori nomina. Contoh:
Ibu dan Ayah pergi ke pasar
Nenek mambeli gula dan kopi
2)      Diantara dua buah kata berkategori verba. Contoh:
Mereka makan dan minum di kelas
Ibu mencuci dan menyetrika pakaian kami
3)      Diantara dua kata berkategori adjektiva yang tidak bertentangan. Contoh:
Anak itu rajin dan pandai
Rumah itu besar dan indah
Bila kedua kata berkategori adjektiva yang dihubungkan dengan konjungsi dan itu sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi predikat. Jadi konstruksi “Anak itu rajin dan malas“ tidak berterima; tetapi bila menduduki fungsi subjek berterima. Simak kontruksi berikut:
Kaya dan miskin di depan Tuhan sama saja
Tua dan muda boleh datang, asal membayar
4)      Diantara dua  buah klausa dalam kalimat majemuk koordinatif. Contoh:
Nenek bermain gitar dan kakek  meniup klarinet
Dika belajar  bahasa Inggris dan Nita belajar bahasa Jepang
Catatan:
(1)   Bila yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka konjungsi dan hanya ditempatkan diantara dua kata yang terakhir. Contoh:
Ibu, ayah, dan kakak pergi ke Bogor
 Ibu kepasar membeli beras, minyak, gula, dan kopi
(2)   Bila klausa-klausa yang digabungkan dari dua buah, maka konjungsi dan hanya ditempatkan diantara dua kalusa yang terakhir. Contoh:
Ali pergi ke Yogyakarta, Adi pergi ke Malang, dan Ida pergi ke Surabaya
Kami belajar di ruang dalam, ibu memasak di dapur, dan adik-adik bermain di halaman
(3)   Konjungsi dan tidak dapat digunakan pada awal kalimat. Contoh:
Dan ibu ayah pergi ke pasar
Dan adik belajar bahasa Inggris
b.      Konjungsi serta digunakan untuk menyatakan hubungan penjumlahan.
c.       Konjungsi dengan dinyatakan untuk menyatakan “hubungan penjumlahan” digunakan diantara dua buah kata berkategori nomina pengisi fungsi subjek. Contoh:
Ibu dengan ayah pergi ke pasar
Guru dengan murid berada di kelas
Catatan:
(1)    Sebaiknya kata dengan sebagai konjungsi diganti dengan konjungsi dan.
(2)     Kata dengan lebih berstatus sebagai preposisi daripada sebagai konjungsi.
2.      Konjungsi Pemilihan
Konjungsi pemilihan adalah konjungsi yang memnghubungkan memilih salah satu konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini hanyalah kata atau. Konjungsi atau digunakan:
1)      Di antara dua buah kata berkategori nomina atau dua buah frase nominal. Contoh:
Nama gadis itu Siti atau Ami?
Adi atau Ahmad yang kamu cari?
Sarjana teknik atau sarjana sastra sama pentingnya dalam pembangunan
2)      Di antara dua buah kata berkategori verba. Contoh:
Jangan menegur atau mengajak bicara anak-anak nakal itu!
Silahkan bertanya atau berkomentar!
Dalam peperangan tak ada pilihan lain, membunuh atau terbunuh!
3)      Di antara dua buah kata berkategori ajektifa yang maknanya berlawanan. Contoh:
Mahal atau murah akan kubeli rumah itu
 Banyak atau sedikit tidak masalah, yang penting barangnya ada
Dicari tenaga kerja terampil, pria atau wanita
4)      Di antara dua kata berkategori verba atau adjektiva dengan bentuk ingkarnya. Contoh:
Kamu bisa datang atau tidak, bukanlah urusanku
Jujur atau tidak mereka itu, saya tidak tahu
5)      Di antara dua buah klausa dalam kalimat mejemuk koordinatif.
Contoh:
Sebaiknya kita berangkat sekarang atau kita tunggu dulu kedatangan beliau
Aku yang datang kerumahmu, atau kamu yang datang kerumahku?
Catatan :
Kalau yang dipilih terdiri lebih dari dua unsur, maka konjungsi atau ditempatkan di muka unsur terakhir. Contoh:
Nama anak itu Rita, Nita, atau Lita?
Kamu datang mau membayar utang, mau mengejek, atau mau berkelahi?
3.      Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah konjungsi yang menghubungkan mempertentangkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya. Adapun penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.         Konjungsi tetapi untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan:
1)        Di antara dua buah kata berkategori ajektifa yang berkontras di dalam    sebuah klausa. Contoh:
Dia memang bodoh tetapi rajin
 Anak itu memang cerdas tetapi malas
2)    Di antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas  yang sama, sedangkan predikatnya adalah dua buah kata berkategori ajektifa yang berkontras. Contoh:
Pak Lurah kita memang tegas tetapi hatinya baik
Beliau sungguh kaya tetapi pelitnya bukan main
3)   Di antara dua buah klausa yang subjeknya bukan identitas yang sama; sedangkan predikatnya berupa dua buah kata berkategori ajektifa yang bertentangan. Contoh:
Kakaknya pandai tetapi adiknya bodoh sekali
Rumahku jauh dari kampus tetapi rumah beliau disebelah kampus
4)        Di antara dua buah klausa, yang klausa pertama berisi pernayataan, sedangkan klausa kedua berisi pengingkaran dengan adverbia tidak. Contoh:
Ida sebenarnya ingin melanjutkan sekolah tetapi orang tuanya tidak mampu lagi membiayainya
Saya memang hadir disana tetapi tidak melihat hal-hal yang mencurigakan
5)  Di antara dua buah klausa yang klausa pertamanya berisi pengingkaran dengan adverbia bukan dan kalusa keduanya berisi pernyataan yang membetulkan isi klausa pertama. Contoh:
Mereka datang bukan untuk menolong tetapi  untuk menonton
Almarhum bukan mati karena gantung diri tetapi karena digantung orang.
Catatan:
(1)     Konjungsi tetapi pada penggunaan (5) sebaiknya diganti dengan konjungsi melainkan
(2)  Konjungsi tetapi tidak boleh digunakan pada awal kalimat, atau sebagai konjungsi antar kalimat. Simak:
Saya ingin terus belajar. *Tetapi ayah menyuruh saya bekerja (seharusnya: Saya ingin terus belajar, tetapi ayah menyuruh saya bekerja)
Ibu mengizinkian saya pergi kesana. *Tetapi ayah melarang (seharusnya: Ibu mengizinkan saya pergi ke sana, tetapi ayah melarang)
b.    Konjungsi namun digunakan untuk menyatakan “hubungan mempertentangkan” digunakan diantara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya berisi peryataan; dan kalimat kedua berisi peryataan yang kontras dengan kalimat pertama. Contoh:
Sejak kecil anak itu kami asuh, kami didik,dan kami sekolahkan, Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
Sehabis lebaran kantor-kantor pemerintah masih sepi. Pegawai-pegawai cuma duduk –duduk, mengobrol, atau baca koran. Namun, mereka berada di tempat sampai jam kantor usai.
Catatan:
(1)  Konjungsi namun sebenarnya sama fungsinya dengan konjungsi tetapi. Bedanya kalau konjungsi tetapi adalah konjungsi antar klausa, sedangkan konjungsi namun adalah konjungsi antar kalimat.
(2)     Konjungsi namun, untuk lebih menegaskan, dapat diikuti kata begitu atau demikian. Contoh :
Sejak kecil dia kami rawat dan kali sekolahkan. Namun begitu,   setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.
Anak itu memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik dan suka menolong.
c.    Konjungsi sedangkan untuk menyatakan “pertentangan” digunakan  di antara dua buah klausa dalam satu kalimat. Contoh:
Dua orang pencuri masuk ke rumah itu, sedangkan seorang temannya menunggu di luar
Sebuah bus Trans Jakarta meluncur dengan cepat di jalurnya, sedangkan kendaraan lain terjebak dalam kemacetan luar biasa.
d.        Konjungsi sebaliknya digunakan untuk menyatakan “pertentangan” dapat digunakan di antara dua buah klausa atau di antara dua buah kalimat. Contoh:
Minat anak-anak tamatan SMA untuk masuk Fakultas Kedokteran atau Teknik besar sekali. Sebaliknya, untuk masuk Fakultas Sastra sedikit sekali
Para perusuh itu bukan dicegah melakukan penjarahan; sebaliknya, tampaknya seperti dibiarkan oleh para petugas.

4.     Konjungsi Pembetulan

Konjungsi pembetulan atau peralatan adalah konjungsi yang menhubungkan dan membetulkan atau meralat kedua konstituen yang dihubungkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata melainkan, dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.    Konjungsi melainkan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama atau klausa sebelumnya berisi pernyataan yang disertai advebia bukan; klausa kedua berisi ralat terhadap klausa pertama. Contoh:
Bukan dia yang datang, melainkan temannya
Kami bukan mengejek, melainkan mengatakan apa adanya
Yang diundang bukan 100 orang, melainkan hanya 10 orang
b.    Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan “membetulkan atau meralat” digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama berisi pernyataan positif dan klausa kedua yang meralatnya berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan itu. Contoh:
Dia tidak apa-apa, hanya kelelahan
Rumah itu besar dan bagus, hanya halamannya sempit
Kue ini enak rasanya, hanya kurang manis
5.      Konjungsi Penegasan
Konjungsi penegasan atau penguatan adalah konjungsi yang menghubungkan menegaskan atau menguatkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata bahkan, apalagi, lagipula, hanya, itupun, begitu juga, dan demikian pula. Aturan penggunaannya adalah:
a.  Konjungsi bahkan digunakan untuk menghubungkan “menegaskan atau menguatkan” digunakan diantara dua buah kalimat atau klausa. Contoh:
Anak itu memang sangat nakal. Bahkan ibunya sendiri sering ditipunya
Kikirnya bukan main. Bahkan untuk makan sendiri pun dia segan mengeluarkan uang
Orang lain menyumbang minimal Rp 10.000,00. Dia Cuma Rp1.000,00. Bahkan itupun diberikan dengan perasaan terpaksa
b.    Konjungsi apalagi digunakan untuk menhubungkan “menyatakan penegasan” diletakkan diantara dua buah klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa (kalimat) kedua memberikan penegasan terhadap klausa (kalimat) pertama itu. Contoh:
Hawa di daerah itu sangat sejuk. Apalagi pada pagi hari
Lalu lintas di Jakarta sangat ramai. Apalagi pada jam-jam sibuk di pagi dan siang hari
Anak itu memang nakal sekali.Apalagi kalau jauh dari ibunya
c.   Konjungsi lagipula digunakan untuk menyatakan “hubungan penegasan” sebagai alasan penguat terhadap pernyataan yang disebutkan pada klausa  (kalimat) pertama. Konjungsi ini diletakkan di muka klausa (kalimat) terakhir dari beberapa klausa (kalimat) sebelumnya. Contoh:
Mari kita makan di kedai itu; haganya murah; lagipula pelayanannya sangat baik
Anak gadismu itu jangan kamu kawinkan dulu. Dia masih kecil. Umurnya belum seberapa. Lagipula dia masih ingin bersekolah
d.      Konjungsi hanya digunakan untuk menghubungkan “menegaskan”digunakan pada awal klausa kedua untuk menegaskan bahwa keadaan atau kejadian pada klausa pertama tidak seberapa. Contoh:
Sakitnya tidak parah; hanya batuk-batuk dan masuk angin
e.       Konjungsi itupun digunakan untuk menghubungkan “menegaskan” diletakkan pada awal klausa (kalimat). Dalam hal ini klausa (kalimat) pertama diawali dengan adverbia hanya. Contoh:
Hanya seribu rupiah yang dapat kubeikan kepadamu, itupun sebenarnya lembaran uangku satu-satunya yang terakhir
f.      Konjungsi begitu juga adalah konjungsi antara kalimat. Digunakan untuk menghubungkan menegaskan; ditempatkan pada awal kalimat kedua. Contoh:
Anak itu bukan main nakalnya. Begitu juga dengan kakaknya
6.   Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan adalah konjungsi yang menghubungkan membatasi. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata kecuali dan hanya. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.       Konjungsi kecuali digunakan untuk menghubungkan “membatasi” diletakkan pada awal klausa (kalimat) kedua. Contoh:
Saya akan datang memenuhi undanganmu; kecuali kalau hujan lebat
Semua warga sudah setuju untuk menyumbang masing-masing Rp 20.000,00. Kecuali Tuan Ali yang kaya raya itu
b.  Konjungsi hanya untuk menghubungkan ‘membatasi’ pada dasarnya sama dengan  adverbia pembatasan hanya atau sebagai konjungsi penegasan hanya.
7.     Konjungsi Pengurutan
Konjungsi pengurutan adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis. Yang termasuk konjungsi pengurutan ini adalah kata-kata sesudah,sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau kata-kata pertama, kedua, ketiga, dfan seterusnya. Konjungsi pengurutan ini bisa digunakan satu, dua, tiga, atau beberapa sekaligus tergantung pada jumlah klausa yang membentuk kalimat itu. Contoh:
Mula-mula kami dipersilahkan masuk, lalu dipersilahkannya duduk, dan selanjutnya ditanya apa keperluan kami kepadanya.
8.      Konjungsi Penyamaan
Konjungsi penyamaan adalah konjungsi yang menhubungkan menyamakan antara dua klausa atau antara klausa dengan bagian klausa.
a.    Konjungsi adalah digunakan untuk menghubungkan dua bagian kalimat dimana bagian pertama merupakan maujud yang sama dengan bagian kedua. Konjungsi ini biasa digunakan didalam konstruksi definisi atau pembatasan. Contoh:
Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia.
b.   Konjungsi ialah untuk menghubungkan menyamakan secara terbatas dapat dipergunakan sebagai varian dari konjungsi adalah. Contoh:
 Soekarno  adalah (ialah)  Presiden pertama Republik Indonesia
c.  Konjungsi yaitu untuk menghubungkan menyamakan digunakan untuk dua bagian kalimat yang maujudnya sama, biasanya antara maujud subjekdengan aposisinya. Contoh:
Presiden pertama Republik Indonesia, yaitu Soekarno dimakamkan di Blitar.
d.  Konjungsi yakni secara bebas dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi yaitu. Anak beliau ada dua orang  yaitu (yakni) Ali dan Siti.
9.  Konjungsi Penjelasan
Konjungsi penjelasan adalah konjungsi yang menghubungkan menjelaskan, dimana klausa kedua berlaku sebagai penjelas dari keadaan, peristiwa, atau hal pada klausa pertama. Satu-satunya konjungsi penjelasan adalah kata bahwa.
(1)   Sebagai penjelasan wujud subjek ditempatkan dibelakang subjek.Contoh:
Kabar bahwa mereka akan menikah bulan depan saya sudah tahu
(2)   Sebagai penjelasan predikat transitif diletakkan pada awal fungsi objek. Contoh:
Kami belum mendengar bahwa harga sembako sudah normal lagi
(3)   Lazim juga konjungsi bahwa ditempatkan pada awal kalimat. Contoh;
Bahwa dia akan menikah lagi kami benar-benar belum tahu
10.  Konjungsi Penyimpulan
Konjungsi penyimpulan konjungsi yang menghubungkan menyimpulkan. Yang termasuk konjungsi ini, antara lain maka, maka itu, jadi, karena itu, oleh karena itu, sebab itu, oleh sebab itu, dengan demikian, dan dengan begitu.
Semua konjungsi penyimpulan ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menghubungkan menyimpulkan terhadap isi kalimat-kalimat yang disebutkan di depannya. Secara semantik perbedaannya memang ada, yaitu bagaimana menarik kesimpulan itu. Namun semuanya dapat saling disubstansikan. Contoh:
Ibunya meninggal ketika dia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal ketika dia berusia empat tahun. Maka, sejak kecil dia sudah yatim piatu.
11.  Konjungsi Penyebaban
Konjungsi penyebab adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan sebab terjadinya keadaan atau peristiwa pada klausa utama.
a.  Konjungsi karena digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan bias berposisi sebagai klausa pertama maupun klausa kedua maka konjungsi karena dapat berposisi pada awal kalimat maupun pada tengah kalimat. Contoh:
Mereka terlambat karena jalan macet
b.  Konjungsi sebab digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebab’ secara umum dapat menggantikan posisi konjungsi karena. Contoh:
Mereka terlambat   karena (sebab)   jalan macet.
12. Konjungsi Persyaratan
Konjungsi persyaratan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan syarat atau keadaan atau peristiwa yang terjadi pada klausa utama dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif.
a.     Konjungsi kalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ ditempatkan pada awal klausa bawahan. Lalu, karena klausa bawahan ini dapat berposisi sebagai klausa pertama dan kedua, maka konjungsi kalau bisa berada pada awal kalimat bias juga ditengah kalimat. Contoh:
Saya akan datang kalau diberi  ongkos
b.   Konjungsi jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi kalau. Contoh: 
Saya akan datang  kalau (jika)  diberi ongkos.
c.      Konjungsi jikalau digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi jika. Namun secara semantik ada perbedaan kecil. Konjungsi jikalau lebih memberi tekanan dibandingkan konjungsi jika.
d.    Konjungsi jika digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi kalau. Contoh:
Saya akan datang  kalau (jika) diberi ongkos.
e.      Konjungsi bilamana dan apabiila digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi bila. Hanya secara semantik konjungsi bilamana dan apabila lebih menegaskan daripada konjungsi bila.
f.     Konjungsi asal digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘syarat’ lazim digunakan dalam bahasa ragam nonformal. Contoh:
Saya akan datang asal diberi ongkos.
13.  Konjungsi Tujuan
Konjungsi tujuan adalah konjungsi yang menghubungkan menyatakan tujuan dilakukannya tindakan pada klausa pertama. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata agar, supaya, guna, dan untuk. Aturan penggunaannya adalah sebagai berikut:
a.   Konjungsi agar digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ ditempatkan pada awal klausa kedua (klausa bawahan) dari sebuah kalimat majemuk subordinatif. Karena klausa bawahan ini dapat berada pada awal kalimat, maka konjungsi agar dapat berposisi pada awal atau pada tengah kalimat. Contoh:
Jalan layang dibangun di beberapa persimpangan agar lalu lintas menjadi lancar
b.    Konjungsi supaya digunakan untuk menghubungkan menyatakan tujuan dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi agar. Simak contoh berikut:
      Agar (supaya)   tidak terlambat kita harus segera berangkat
c. Konjungsi untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’digunakan pada awal klausa bawahan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Contoh:
      Jalan layang dibangun untuk melancarkan arus lalu lintas
d.     Konjungsi guna  digunakna untuk menghubungkan menyatakan ‘tujuan’ dapat digunakan sebagai pengganti konjungsi untuk. Contoh:        
        Jalan layang dibangun untuk  (guna)   melancarkan arus lalu lintas
14. Konjungsi Penyungguhan
Konjungsi penyungguhan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyungguhkan hal, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Yang termasuk angggota konjungsi ini adalah kata-kata meskipun (meski), biarpun (biar), walaupun (walau), sekalipun, sungguhpun, kendatipun, kalaupun.
Konjungsi penyungguhan ini ditempatkan pada awal klausa bawahan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif. Semuanaya dapat saling dipertukarkan; dank arena klausa utama dan klausa bawahan dapat saling bertukar posisi, maka konjungsi penyungguhan ini dapat berada pada awal kalimat, dapat juga ditengah kalimat. Simak contoh berikut:
               Meskipun
                 Biarpun
   Walaupun             dilarang ibu, dia pergi juga        
   Sekalipun  
   Kendatipun
15.  Konjungsi Kesewaktuan
Konjungsi Kesewaktuan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan waktu antara dua buah peristiwa, atau tindakan antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk atau antara dua kalimat dalam sebuah paragraf.
Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah klausa adalah ketika, waktu, sewaktu, saat, tatkala, selagi, sebelum, sesudah, setelah, sejak, semenjak, dan sementara. Konjungsi kesewaktuan yang menghubungkan dua buah kalimat adalah konjungsi ketika itu, waktu itu, saat itu, saat itu, tatkala itu, sebelum itu, sesudah itu, sejak itu, semenjak itu, dan sementara itu.
Adapun aturan penggunaannya sebagai berikut:
a.   Konjungsi ketika digunakan untuk menghubungkan menyatakan saat waktu yang sama antara kejadian, tindakan, atau peristiwa yang terjadi pada klausa yang satu dengan pada sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
Beliau datang ketika kami sedang makan
Ketika petugas lengah, cepat-cepat dia melarikan diri.
b. Konjungsi, waktu, sewaktu, saat, dan tatkala secara umum dapat digunakan untuk menggantukan konjungsi ketika.
c.   Konjungsi selagi digunakan untuk menghubungkan menyatakan durasi yang sama yang terjadi antara dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk subordinatif.
Contoh:
Selagi kami makan dia menunggu di luar
Dia bermain-main selagi kami belajar
d.     Konjungsi sementara secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi selagi. Simak contoh berikut:
e. Konjungsi sebelum digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa atau tindakan pada klausa bawahan. Contoh:
Dia mandi dulu sebelum makan pagi
Sebelum pergi disiapkannya dulu semua perlengkapan yang akan dibawa.
Beliau sudah hadir sebelum kami tiba.
f. Konjungsi sesudah digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa bawahan. Contoh:
Sesudah makan, kami mencuci piring
Saya baru bisa membayar hutang itu, sesudah menerima gaji
Sesudah menyiapkan perlengkapan, kami segera berangkat.
g.      Konjungsi setelah secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah.
h.      Konjungsi sejak digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa utama terjadi ‘berawal’ ketika kejadian, peristiwa, atau tindakan pada klausa bawahan terjadi.
Sejak ayahnya meninggal, anak itu berhenti sekolah
Dia tidak berani lagi naik sepeda motor sejak tabrakan itu terjadi
Kemacetan lalu lintas di Jakarta terjadi sejak pertambahan kendaraan bermotor tidak terkendalikan.
Catatan:
(1)   Konjungsi sejak secara dapat diganti oleh konjungsi semenjak.
(2)   Disamping sebagai konjungsi, ada juga sejak (semenjak) yang berkategori preposisi.
i.   Konjungsi ketika itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu yang sama’ akan kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi di antara dua buah kalimat yang berurutan. Contoh:
Pencuri berhasil masuk ke dalam rumah kami. Ketika itu kami masih terlelap tidur.
             Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. ketika itu saya baru saja dilahirkan.
Gelombang pasang menghantam rumah-rumah penduduk di Jakarta Utara. Ketika itu PBB sedang mengadakan konfrensi perubahan cuaca di Bali.
j.  Konjungsi waktu itu, saat itu, dan tatkala itu secara umum dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi ketika itu.
k.   Konjungsi sebelum itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘sebelum’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kalimat berikut. Contoh:
Kini dia tinggal di Jakarta. Sebelum itu dia pernah tinggal di Medan
Sekarang dia dapat hidup dengan layak. Sebelum itu dia hanya bisa makan  sehari sekali.
Balatentara Jepang dengan mudah menguasai Batavia. Sebelum itu mereka  terlebih dahulu telah menaklukkan Singapura.
l.   Konjungsi sesudah itu  digunakan untuk menghubungkan menyatakan waktu kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kalimat pertama terjadi ‘sesudah’ terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan pada kaliman berikutnya. Contoh:
Pukul tujuh tepat kami menyantap sarapan kami. Sesudah itu kami berangkat ke kantor.
Polisi menatapkan kami tidak bersalah. Sesudah itu kami diijinkan pulang.
Catatan :
(1)  Konjungsi setelah itu  dapat digunakan untuk menggantikan konjungsi sesudah itu.
(2)   Konjungsi sesudah itu dan setelah itu dapat juga berfungsi sebagai konjungsi pengurutan.
m.   Konjungsi sementara itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan kesamaaan waktu antara kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama dengan kedua kalimat yang mengikutinya. Contoh:
Saya akan mandi. Sementara itu Anda boleh membaca-baca diruang ini
Kalian boleh melihat-lihat dulu pemandangan alam di sini. Sementara itu, kami akan mengurus penginapan kalian.
Bapak-bapak pergi menunaikan salat Jum’at. Sementara itu ibu-ibu sibuk menyiapkan makan siang.
n.    Konjungsi sejak itu digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘waktu mulai’akan kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat kedua berhubungan dengan kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada kalimat pertama. Contoh:
Ayahnya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Sejak itu dia hanya tinggal bersama ibunya.
Kerusuhan terjadi di Jembatan Semanggi pada awal gerakan reformasi. Sejak itu dia hilang tak tentu rimbanya.
Sebuah pasar swalayan berdiri tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sejak itu tokonya menjadi sepi pembeli.
16.   Konjungsi Pengakibatan
Konjungsi pengakibatan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan akibat atas terjadinya kejadian, peristiwa, atau tindakan yang terjadi pada klausa utama terhadap kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi sampai, hingga, dan sehingga. Simak contoh penggunaannya.
Pencuri naas itu dipukuli orang banyak sampai mukanya babak belur
Dia harus berlalri mengejar waktu, hingga napasnya tersengal-sengal.
Saya banyak mengeluarkan uang untuk keperluan itu sehingga tabungan saya ludes.
17.   Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan adalah konjungsi untuk menghubungkan menyatakan bahwa kejadian, peristiwa, atau keadaan yang terjadi pada klausa utama sama atau mirip seperti yang terjadi pada klausa bawahan. Yang termasuk konjungsi ini adalah kata-kata seperti, sebagai, laksana, dan seumpama. Simak contoh berikut:
Dimakannya nasi itu dengan lahap seperti orang tiga hari belum makan.
Dengan cepat dirampasnya tas perempuan itu sebagai elang menyambar anak ayam.
Kagetnya bukan main laksana mendenga suara guruh di siang bolong.
         Gaduh dan ramainya mereka bukan kepalang seumpama anak ayam kehilangan induknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar, mohon jangan mencantumkan link live atau spam ! Berkomentarlah dengan bahasa yang santun !