Sabtu, 21 September 2013

BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)

BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) . Model pembelajaran ini dikembangkan oleh John B. Caroll (1971) dan Benjamnin Bloom (1971). Belajar tuntas menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas untuk meningkatkan unjuk kerja siswa ke tingkat pencapaian suatu pokok bahasan yang lebih memuaskan (Joice and Weil, 1995). Model pembelajaran ini terdiri atas lima tahap, yaitu (a) orientasi (orientation), (b) penyajian (presentation), (c) latihan terstruktur (structured practice), (d) latihan terbimbing (guided practice), dan (e) latihan mandiri (independent practice).
1. Tahap Pembelajaran
a. Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan suatu kerangka isi pembelajaran. Selama tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan dan mengembangkan tanggung jawab siswa. Langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu (1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan syarat-syarat kelulusan, (2) menjelaskan materi pembelajaran dan kaitannya dengan pembelajaran terdahulu serta pengalaman sehari-hari siswa, (3) guru mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran seperti berbagai komponen-komponen isi pembelajaran dan tanggung jawab siswa yang diharapkan selama proses pembelajaran. (halaman 184).
b. Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konseo-konsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan tentang konsep baru, adalah penting untuk mengajak siswa untuk mendiskusikan karakteristik konsep, aturan atau definisi serta contoh konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan baru, adalah pentng untuk mengajak sisw untuk mengidentifikasi langkah-langkah kerja keterampilan dan berikan contoh untuk tiap langkah keterampilan yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran, baik visual maupun audio visual sangat disarankan dalam mengajarkan konsep atau keterampilan baru. Dalam tahap ini perlu diadakan evaluasi seberapa jauh siswa telah paham dengan konsep atau keterampilan baru yang baru diajarkan. Dengan demikian, siswa tidak akan mengalami kesulitan pada tahap latihan berikutnya. (halaman 184).
c. Latihan Terstruktur
Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam penyelesaian suatu masalah/tugas. Langkah penting dalam mengajarkan latihan penyelesaian soal adalah dengan menggunakan berbagai macam media (misalnya OHP, LCD, dan sebagainya) sehingga semua siswa bisa memahami setiap langkah kerja dengan baik. Dalam tahap ini siswa perlu diberi beberapa pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa. (halaman 185).
d. Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru member kesempatan kepada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih di bawah bimbingan. Dalam tahap ini guru memberikan beberapa tugas / permasalahan yang harus dikerjakan siswa, namun tetap diberi bimbingan dalam menyelesaikannya. Melalui kegiatan latihan terbimbing ini memungkinkan guru untuk menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap adalah memantau kegiatan siswa dan memberikan umpan balik yang bersifat kolektif bila diperlukan.
e. Latihan Mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri dilakukan apabila siswa telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-90% dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan latihan mandiri adalah menguatkan atau memperkokoh bahan ajar yang baru dipelajari, memastikan peningkatan daya ingat/retensi, serta untuk meningkatkan kelancaran siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Kegiatan praktik dalam tahap ini tanpa bimbingan dan umpan balik dari guru. Kegiatan ini dapat dikerjakan di kelas  atau berupa pekerjaan rumah. Peran guru dalam tahap ini adalah menilai hasil kerja siswa setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas. Bila perlu atau masih ada kesalahan, guru perlu member umpan balik. Perlu diberikan beberapa tugas untuk diselesaikan oleh siswa sehingga dapat mempertahankan daya ingat siswa.
Secara umum keuntungan penggunaan strategi pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1) Siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa
3) Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara mandiri
4) Meningkatkan kepercayaan siswa
Penerapan di Kelas untuk strategi ini silahkan KLIK Penerapan Belajar Tuntas di Kelas
Daftar Pustaka :
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara. (Halaman : 184 – 185).
Demikian semoga posting ini ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar, mohon jangan mencantumkan link live atau spam ! Berkomentarlah dengan bahasa yang santun !