Dalam pidatonya, di mana Ahmadinejad memegang dua kitab suci dunia, Al Qur’an dan Injil,
benar-benar sebuah bola api yang menggelinding begitu licin dan
memancarkan sinar yang gempita dalam perhubungan antar bangsa di dunia
internasional. Dua kitab suci bagi umat Islam dan Kristen tersebut
sengaja disentuh oleh Ahmadinejad untuk menunjukkan bahwa sebenarnya
persoalan kekacauan dunia ini tidak dilatar belakangi alasan agama
apapun dan manapun, tetapi oleh sebuah misi jahat kaum Zionis.
Kita semua mengetahui bahwa Ahmadinejad
adalah pemimpin muslim yang kebetulan berasal dari ras Yahudi, yang
tentunya memiliki banyak sumber data dari setiap pernyataannya itu, yang
juga didukung oleh masyarakat Yahudi anti-zionis di berbagai belahan
dunia. Boleh dikatakan bahwa suara Ahmadinejad tersebut merupakan suara
kaum Yahudi anti-zionis yang sebenarnya tidak mendukung ideologi
zionisme yang memaksakan diri mendirikan Israil dan merebut tanah
Palestina.
Ahmadinejad yang lulusan Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor
dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi itu,
menyampaikan berbagai ketimpangan dan ketidakadilan di dunia. Dalam
sejarah, tidak ada pemimpin seberani Ahmadinejad, yang secara
“sendirian” di hadapan para pemimpin dan diplomat dari 192 negara yang
saat ini sedang berkumpul di markas besar PBB di New York untuk
mengikuti sidang tahunan Majelis Umum PBB, menyuasarakan hakikat suara
internasional yang selama ini terpendam dan tertutup oleh penguasa zalim
yang kebetulan sedang memiliki otoritas di percaturan politik
kekinian..
Keberanian itu memang sudah diduga oleh banyak pengamat bahwa Ahmadinejad akan membuat gempar di “meja curhat:” internasional.
Kenyataan dan berbagai teori tentang latar
belakang banyak kejadian dua dekade terakhir ini diungkap secara
gamblang dan jernih oleh Ahmadinejad sehingga “memekakkan” telinga para
wakil dari Amerika Serikat dan Eropa, yang memicu aksi walk out.
Menilik materi yang disampaikan, sebenarnya
pesan utama yang hendak disampaikan oleh Ahmadinejad adalah mewakili
mayoritas masyarakat internasional yang mendambakan suasana damai dan
adil yang bisa dinikmati oleh semua penduduk bumi ini. Tetapi tampaknya
masih banyak incumbent yang tidak mendukung terciptanya perdamaian dan
keadilan merata, sehingga peperangan dan pelampiasan dendam kesumat
ternyata masih tetap terjadi menjadi berita populer oleh para penyebar
propaganda.
Sebagaimana diketahui umum bahwa agensi
zionis yang menjadi sasaran Ahmadinejad sebenarnya merupakan suatu
fenomena nyata yang berpihak pada ketertindasan sebagian negara dan
melanggengkan ketidakadilan di dunia ini.
Sebagian pidato Ahmadinejad berisi pandangan
pribadinya terhadap dunia, sebagian lainnya berisi kritik yang tajam
dan sebagian lagi berisi ceramah.
Dijelaskan oleh Ahmadinejad bahwa korban
serangan “teroris” dalam peristiwa 11 September 2001 sejumlah kurang
lebih 3000 orang ternyata sudah mengorbankan lebih dari ratusan ribu
nyawa di Irak dan Afghanistan, jutaan warga kehilangan tempat tinggal
dan pekerjaan, kondisi kacau balau serta masa depan yang tidak jelas di
Irak dan Afghanistan. Landasan kenyataan ini yang mendasari kesimpulan
teori bahwa sebenarnya peperangan di Irak dan Afghanistan memiliki
tujuan yang berbeda dari sekedar alasan membela diri dan membalas
serangan 11 September 2001. Dengan asumsi adanya misi lain tersebut dan
beberapa kemungkinan alasan ekonomi, maka ada kemungkinan besar bahwa
serangan 11 September 2001 juga melibatkan pejabat tinggi Amerika saat
itu.
Beberapa hal yang dapat dipetik dari sikap ‘arogan’ Ahmadinejad ini sebagai berikut:
- Kepolosan dan keluguan Ahmadinejad membela keadilan dan kenyataan peristiwa
- Misi mesmusnahkan penggerak utama yang mengatasnamakan masyarakat internasional dalam menghancurkan peradaban umat manusia yang dimotori oleh Amerika (baca zionis Amerika) dan Israil.
- Banyak yang mengecam pernyataan Ahmadinejad tersebut yang artinya ketidakadilan dan ketertindasan sebuah negara juga masih direstui oleh beberapa negara di dunia ini.
- Keberanian yang perlu dan pantas dicontoh dalam menegakkan keadilan dan perdamaian sejagad.
- Memperjuangkan kebenaran dan keadilan merata dengan metode yang cerdas dan menggunakan model kaum akademisi yang terdidik yang mengutamakan perdebatan di meja dialog daripada menggunakan peralatan tempur dan peperangan.
- Permasalahan dunia ini sebenarnya bersumber dari misi-misi dehumanisasi kaum zionis, dan bukan disebabkan oleh perbedaan agama, ras dan ideologi politik yang beraneka ragam.
Model “peluru” yang disemprotkan oleh
Ahmadinejad sama sekali menunjukkan adanya sebuah niat dan visi mulia,
yang tidak melulu mengutamakan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya
dengan mengagendakan peperangan dan menebar teror fisik ke berbagai
belahan dunia, dengan memasang tameng anti rudal dan berbagai peralatan
pembunuh lainnya.
Banyak pemimpin (bukan pemimpin dunia)
di Amerika dan Eropa yang tidak menyukai model blak-blakan Ahmadinejad
ini, tetapi diperkirakan mayoritas penduduk bumi menyukai aksi dan
tindakan berani Ahmadinejad ini. Pengecam tindakan Ahmadinejad ini
tentulah mereka yang mendukung pilihan perang dan pembunuhan untuk
menghentikan perjuangan membela perdamaian dan keadilan yang merata di
bumi ini.
Sumber: Dari Kompasiana lapak milik Kang Muhibbudin Al Insaniyah)
0 komentar:
Silahkan Tinggalkan Komentar, Perhatikan ketentuannya !