Jumat, 29 November 2013

ASPEK PENILAIAN KARYA ILMIAH

ASPEK PENILAIAN KARYA ILMIAH . Menurut Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, karya ilmiah harus memenuhi kriteria/aspek penilaian sebagai berikut:
  1. Orisinalitas/keaslian, Unsur terpenting dalam penulisan karya ilmiah adalah orisinalitas/keaslian. Karya ilmiah yang ditulis merupakan karya asli dari penuli, hal-hal yang berkaitan dengan kelengkapan penulisan harus sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku secara umum. Hal ini perlu dikemukakan untuk menghindari plagiarisme. 
  2. Kesesuaian, Karya ilmiah harus memperhatikan karakteristik sasaran belajar agar kebermanfaatannya tersebut dapat dilakukan. 
  3. Kemudahan, Karya ilmiah yang ditulis harus memperhatikan aspek kemudahan pemahaman. 
  4. Kedalaman, Materi yang dibahas dalam karya ilmiah, hendaknya mencakup kedalaman materi yang sesuai kebutuhan. Kedalaman yang dimaksud bukan kedalaman yang bersifat teoritis namun lebih pada aplikasi di lapangan. 
  5. Keluasan, Pembahasan dalam karya ilmiah juga perlu memperhatikan keluasan materi. Hal ini untuk membantu mengaitkan materi terhadap aspek yang dibahas. Keluasan materi yang dimaksud adalah sesuai dengan kebutuhan. 
  6. Kebaruan, Materi dan pembahasan yang disampaikan pada karya ilmiah sebaiknya mengandung nilai-nilai kebaruan baik berupa kajian teori, implementasi pembelajaran di kelas hingga contoh yang diberikan. Kebaruan selain yang bersifat substantive  juga bersifat teknis berupa pengemasan materi atau cara penyajian. 
  7. Keefektifan, Isi karya ilmiah dan pembahasannya perlu memperhatikan keefektifan, agar karya ilmiah yang dihasilkan cukup padat namun berisi semua kebutuhan belajar yang diperlukan. Keefektifan juga perlu memperhatikan keseimbangan antara kedalaman dan keluasan materi terhadap substansi yang dibahas dalam karya ilmiah. 
  8. Kontekstual, Karya ilmiah perlu memuat hal yang kontekstual. Nilai tersebut dapat diaplikasikan melalui pembahasan dan contoh-contoh yang dapat diaplikasikan di lapangan, bukan hal yang merupakan keinginan atau kondisi ideal yang diharapkan namun jauh dari kenyataan. 
  9. Sistematis, Karya ilmiah yang ditulis merupakan satu kesatuan gagasan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan berurutan. 
  10. Kebahasaan, Karya ilmiah yang ditulis, harus memperhatikan dan mengimplementasikian penggunaan bahasa Indonesia yang komunikatif, baik dan benar. Penggunaan bahasa juga perlu memperhatikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik secara substantive maupun secara teknis (tata tulis). 
Sumber : disalin dari brosur yang dibagikan ketika Acara Puncak Peringatan HGN/PGRI pada tanggal 27 Nopember 2013, di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar, mohon jangan mencantumkan link live atau spam ! Berkomentarlah dengan bahasa yang santun !