Senin, 26 Agustus 2013

Mengintip Aktivitas Siswa Assa’adah Pasirmanggu

Mengintip Aktivitas Siswa Assa’adah Pasirmanggu . Belum terlalu ini saya pernah memposting sebuah tulisan tentang kegiatan siswa-siswi Assa’adah Pasirmanggu, yaitu kegiatan INCAMP (Initiation Camp) 2013 yang dilaksanakan di Desa Mekar Baru Petir, bisa Anda baca di sini
Pondok Pesantren Modern Assa’adah Pasirmanggu ini beralamat di Jl. Serang-Pamarayan Km 25 Pasirmanggu Cikeusal Serang Banten, 42176.
Mengapa saya beri judul postingan ini dengan judul seperti di atas? Karena apa yang saya paparkan ini sumbernya diperoleh dari hasil melihat dan mengamati, bukan hasil wawancara dengan sumber resmi dari pihak Ponpes ataupun civitas akademika. Sebagai bloger newbi, setiap kali saya melihat hal-hal yang menarik menurut saya, selalu saya tulis. Itung-itung latihan nulis, siapa tahu suatu saat saya menjadi Penulis beken, heheh…
Saya termasuk salah satu Wali Santri di sini. Karena tahun ini saya memasukkan anak di Ponpes ini, untuk tingkat SMP. Alasan saya memasukkan anak ke Pondok Pesantren Modern adalah (1) karena mengharapkan tertanamnya dasar-dasar agama yang kuat, yang akan melandasi semua aspek kehidupan anak saya, (2) Menurut saya system pendidikan yang terbaik di dunia ini adalah pondok pesantren. Kalau merujuk pada tujuan pendidikan nasional yang pertama, ponpeslah yang terbaik. Alasan ini menurut saya tidak berlebihan, karena fakta nyata telah membuktikan bahwa sejak adanya pondok pesantren baik salafiyah maupun kholafiyah, belum terdengar sekali pun, bahwa ada siswa/santri ponpes terlibat tawuran apalagi terlibat kasus narkoba, dan lain-lain.
Sebagaimana siswi baru, anak saya masih sering menghubungi orang tua untuk menjenguknya, apalagi kalau ada fasilitas yang belum terpenuhi, kami mesti bolak-balik ke sana. Di sini, hubungan orang tua-anak total terputus tak bisa komunikasi jarak jauh karena kebijakan Ponpes tidak memperbolehkan siswanya pegang handphone. Jika terpaksa siswa harus menghubungi orang tuanya, siswa dapat meminta bantuan ustadz/ustadzah pengasuh melalui SMS atau calling.
Kali ini saya berturut-turut 3 hari bolak-balik mengunjungi anak lantaran masih ada saja sesuatu yang lupa belum dilengkapi untuk anak saya. Sebagaimana aturan yang ponpes terapkan, laki-laki siapa pun dilarang masuk kamar asrama putri. Otomatis setiap jenguk harus bersama istri. Anak dan orang tua akhirnya bisa ngumpul bareng di luar, menggunakan gazebo yang disediakan pospes. Atau bisa juga menumpang di bagian joglo rumah ustadzah.
Di sinilah saya dapat mengamati beberapa aktivitas yang mereka lakukan. Pada hari Jum’at, mereka libur, praktis tidak ada kegiatan pembelajaran apa pun. Sebagian besar dari mereka duduk-duduk santai dan kongkow-kongkow dengan menggunakan bahasa Arab entah apa yang mereka bicarakan. Hanya kata na’am saja yang saya mengerti. Maklum, belajar bahasa bantu (Arab) hanya 1 semester, itu pun masuk kuliah hanya 3 kali, allaaamaaak…!! Sudahlah, yang penting pernah kuliah, heheh…
Kegiatan di hari libur rupanya banyak digunakan untuk santai dan membersihkan lingkungan pondok. Ada pun kegiatan yang menyangkut kegiatan akademik, saya sendiri tidak tahu. Karena setiap kali kami ke sana selalu di luar jam belajar. Namun, pada hari ketiga saya berkunjung, saya pernah melihat sejumlah siswi berkumpul di luar asrama dengan masing-masing siswi memegang leptop dan juga buku pelajaran. Mereka sedang mengerjakan tugas. Setelah saya Tanya, ternyata mereka siswi kelas 6 (kelas 3 SMA).                                                                                                                              

Fasilitas leptop mereka gunakan bukan hanya untuk mengetik, akan tetapi mengakses internet sesuai tugas yang mereka terima. Mereka menggunakan Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang disediakan ponpes. Sayang sekali, saya tidak sanggup banyak bertanya pada mereka karena takut mengganggu. Sesekali saja saya bertanya ketika di antara mereka ada yang sedang tidak focus pada masalah. Ternyata walaupun ada Jaringan Area Lokal (LAN) yang dapat mereka nikmati, akan tetapi penggunaannya dibatasi artinya tidak siaga 24 jam. Mereka juga dilarang memiliki sosmed apa pun (akun social media) semacam facebook, twitter, blog dan sejenisnya. Mengapa? Sangat bisa dipahami tujuannya. Jangankan ngotak-atik sosmed, main game offline pun mereka tak akan bisa. Mengapa? Karena ternyata setiap kali selesai tugas, leptop milik mereka dikumpulkan lagi kepada ustadzah.


Dengan melihat hal tersebut di atas, tentu saja setiap siswa wajib memiliki leptop, walaupun di Ponpes ini terdapat lab komputer untuk pelajaran TIK. Aneh? Tidak ! Tapi SMA mana di luar ponpes modern, khususnya sekolah negeri yang siswanya semua memiliki leptop? Geleng kepala, kan?!!  Masalah buat Lo? Juga tidak !! Justru itu bagus karena tujuannya baik.
Demikian, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat. Silahkan tinggalkan komentar, mohon jangan mencantumkan link live atau spam ! Berkomentarlah dengan bahasa yang santun !